Malam .. ga banyak bisa diliat dimalam hari . .satu hal yang tidak menyenangkan saat bepergian sendirian adalah kesepian. setidaknya jika kita bepergian dengan seseorang, ada yang bisa kita ajak ngobrol macam-macam. setiap kali kami bepergian naik kereta, ada saja yang bisa diobrolin, entah itu ngitung orang gila yang kebetulan terlihat, seperti waktu ke bandung beberapa waktu tahun lalu, ato berdiskusi ngalor-ngilur soal tingkah laku orang-orang yang tampak ganjil, ato ngayal seperti misalnya ada seseorang buka warung di pinggir rel kereta khusus melayani orang-orang yang naik kereta. nama warung itu adalah DP Nit Lekker (baca: Depot Ga Enak) trus kalo ada yang mo beli situasinya seperti ini:
Pembeli: Hoi!!! Jual apa?!!! (sambil berteriak diatas kereta yang masih berjalan)
Penjual: Wah buanyak Mas!! Ada nasgor, ada pecel, nasi campur, rawon . . .Mas Mo Beli apa?!!!! (sambil lari-lari di samping kereta dengan membawa baki isi bungkusan makanan)
pembeli:Nasi Campur satu ya!!! berapa duit?!!
Penjual:cuman 3000 Mas!!!
Pembeli: Oke deh!! Beli satu ya!! Awas kalo ga enak!! (duit ribuan tiga dilipat dengan sebongkah batu lalu dilemparkan ke si penjual . .Pletak!! si penjual tidak sigap menangkap duitnya sehingga mendarat mulus di jidatnya pe benjol. dan si penjual mengambil satu bungkus dari baki lalu di lemparkan ke si pembeli.
si pemebeli pun membuka bungkus lalu mencicipi nasi campur yang baru dibelinya.
Pembeli:wah, kok gaaa enak!!! ni saya kembalikan!! (bungkusan nasi campur di lemparkan kembali ke penjual)
Pembeli:kembalikan dong duit saya, ga enak tuh!!! . . .
lalu duitnya dilemparkan ke si pembeli, kali ini si pembeli pun tak kalah tidak sigapnya dengan si penjual sehingga nong-nongannya (baca:jidat) . . siiiit . .Pletak!!!benjol tingkat tiga ala komik-komik jepang, hihihihihihi . . .
Lalu si penjual melipat kembali bungkusan nasi campur yang tadi telah berantakan di lempar si pembeli, di bungkus kembali untuk dijual kembali . .Hiyahhhhhhhhhhhhh . . .huahahahahahahahahaha . . . .itulah kisah DP Nit Lekker!!eng-ing-eng . . .
kembali to reality . . . .seperti yang ro pernah singgung di part satu, ada satu hal yang bikin bete abis. baterai hape ro nih dah cepet aja ngedropnya. pasti tiap hari kudu di charge, padahal paling banter cuman buat sms doang aja, main game aja engga. nah, khusus pada awal bulan oktober itu ro bela-belain deh beli baterai non original, yah bisa bawa dua lah ke jakarta, itung-itung kalo satu abis pas ga bisa ngecharge, pasti bisa pake atunya. nah singket cerita sehari sebelum keberangkatan ro ngeluarin baterai baru, untuk ngecharge yang lama. ya ndalah walah, ndandakno pas di atas bemo, ro baru ingat, kalo yang di hape ro itu adalah baterai lama dan baterai baru masih di rumah!!!
Aiya!!loe orang kok bisa teledor ah . . .hikz . .hikz . .seketika itu juga ro panik juga, mana niy baterai dah ilang dua bar,dan selama perjalanan pasti deh sms ke sana kemari, wah apakah ni baterai bisa bertahan ga ya pe, yah pe rumahnya bela lah.
Dan emang bener banget, selama di atas kereta, ro sering sms dan di smsin, maklum, orang beken . .hihihihihihi . . .anyway . .langkah-langkah drastis kudu dilakukan, jam 12 malam aja baterai tinggal 2 bar . itumah alamat buruk, kayaknya ni baterai ga bakal selamat pe entar pagi, padahal ro kan butuh kalo mungkin tersesat pas nyari rumah si bela.
dan sejak jam 2 pagi, ro perlakukan policy ketat . .tiap 15 menit ato 30 menit itu hape ro mati idupin, ngirit baterai .. tapi ajaib niy baterai. mungkin niy baterai pengertian banget ya ma ro. bahkan ketika jam 5 pagi bar dah gak ada, tapi bisa idup tuh sampe ro tiba di rumahnya si bela . . .langsung aja hal pertama ro lakukan di rumah bela adalah, nyari socket listrik terdekat . hihihihihihihi . .. .
Speaking about loneliness . . .kayakany ga juga siy sepi, buktinya sempet juga dikit-dikit ngobrol ma dua orang yang duduk di depan ro dan juga dengan satu orang keturunan Tionghoa-indonesia yang denganya ro agak sering ngobrol. yang sering diobrolin siy macam-macam, terutama si Cina satu ini, yah sebut saja namanya si Ahong, karena kita ga pernah sekalipun berkenalan secara resmi siy.
Ynag dibicarakan mulai dari cuaca yang panas banget, lumpur lapindo, dan juga perjalanan kereta ini. terutama dengan si Ahong itu. dia tuh dah kayak yang punya kereta. kenal banget dengan seluk beluk naik kereta api.kenal ma kondiktur dan para penjual diatas kereta. dia cerita banyak soal kereta api, terutama naik kereta api ekonomi. selain murah demikian Ahong berkisah, naik kereta ekonomi itu lebih enak, walo ga senyaman naik kereta kelas diatasnya. variasi makanan dan minuman jauh lebih beragam, ini karena banyak penjual mamin (baca: mamin = makanan dan minuman) berkeliaran di atas gerbong menjajakan barang dagangan mereka, kalo bisa dikata, tiap 3 menit pasti ada saja penjual yang lewat bangku kita. Jadi kita ga perlu kuatir dengan makanan dan minuman. hal itu tidak sebanyak di kelas bisnis apalagi di kelas lebih oke diatas sana.
selain itu, tutur ahong, naik kereta ekonomi cenderung tidak akan mabok. karena kereta api kelas atas sering goyang dangdut, miring kiri, miring kanan pas berjalan lambat . .kiri . .kanan . .kiri . kanan . .wow!!Asoy beybeh!!!hihihihihi . . .tapi bener loh, ro juga tiap kali naik Argo Anggrek ato Sembrani waktu itu juga merasa seperti itu. jadi pas kereta berhenti, dan ro turun dari kereta setelah perjalanan jauh, pas menjejakkan kaki di peron, ro masih bisa merasakan kalo badan ini seperti goyang kiri kanan, padahal ro berdiri tegak ga bergerak sama sekali . . .
ngomong-ngomong soal makanan dan minuman . . .hehehehehehe . .ehem . . .satu hal yang ro patut acungi jempol buat para penjual mamin di atas kereta ekonomi ini adalah semangat juang mereka untuk bertahan hidup dengan berjualan mamin diatas kereta. coba bayangin, ini adalah pengamatan ro liat di atas kereta:
sebut saja namanya Mbok Nah dan Pak Min. Mbok Nah adalah penjual nasi campur bungkus yang daganganya ditaruh diatas semacam baki (tapi gada hubngannya dengan DP Nit Lekker loh . .hehehe . .) dan Pak Min adalah penjual minuman, dia membawa termos air panas, di sekeliling termos itu dia pasangin rangka semacam kawat tebal, diatas dia menaruh rentengan bermacam-macam sachet produk minuman instan, seperti kopi, susu, bahkan sampai produk sachet mnuman berenergi.
Nah, ,mereka berdua naik dari stasiun pasar turi surabaya dan nanti turun di stasiun di Bojonegoro dan mereka berdua menjajakan daganganya dengan berjalan dari satu gerbong ke gerbong lainnya. pada hari itu setidaknya ada 12 gerbong penumpang plus satu gerbong restorka. setidaknya mereka akan berjalan bolak balik dari ujung kereta ke unjung kereta lainnya selama kira-2 dua jam.
Bayangkan . .berjalan sepanjang setidaknya 200meteran sekali jalan, dengan membawa beban yang tidak ringan pula. sering kali ketika mereka lewat ro, yang ro lihat barang daganganya mereka masih tetep banyak, mungkin hanya laku satu ato dua bungkus setelah 3-4 kali ulang alik dan itu tidak berhenti selama 2 jam, dengan sedikit istirahat. apalagi kalo melihat yang jual itu ibu-ibu ato bapak-bpak tua umur 50-60an, kadang trenyuh juga melihat perjuangan hidup mereka yang begitu keras, gw salut banget ma mereka ini.
satu hal yang Ahong sebut di depan, dia mengatakan bahwa kereta yang kita tumpangin saat itu termasuk sepi walopun semua kursi tampak trisi penuh. dia mengatakan bahwa saat paling penuh adalah saat bahkan sulit sekali berjalan di lorong, karena orang-orang pun duduk-duduk di lorong kereta sampai hampir tidak ada ruang bergerak. Nah, bagaimana para penjual mamin ini dapat tetap berjaualan dalam kondisi seperti itu?
nah, para penjual itu akan naik ketepi bangku, tanpa alas kaki melompat dari satu bangku ke bangku berikutnya, melewati kepala-kepala orang-orang yang tertidur di lantai lorong gerbong, memanfaat ruang sekecil apapun yang ada untuk menjejakkan kaki seolah-olah seperti ada mata di kaki mereka yang tanpa melihat arah langkah pun mereka masih bisa bergerak, agar mereka dapat bergerak maju, tetap berjualan dan seperti ro bilang, dengan bawaan yang tidak ringan. Hebat bukan orang-orang sedehana yang berjuang untuk sesuap nasi itu?!
tanpa terasa sudah pagi, langit masih gelap gulita jam 3. untung pas di semarang cukup banyak penumpang yang turun, termasuk ibu dan anaknya yang duduk di samping ro. jadi bangku ro cuman ro sendiri yang menduduki, sampai akir perjalanan di jakarta, uahhh . enak bisa selonjoran nih kaki . .hehehehehehehe . . .
sementara itu baterai hape ro makin menciut dengan pasti. ro dapat kabar dari api dkk yang naik kereta di depan kereta ro. bahwa amanda akan menjemput mereka di stasiun jatinegara dan akan mengantar ke rumah bela. ro tentu senang, dengan cara itu ro ga akan susah-susah nyari rumah bela.
tapi sayang ternyata kereta ro berjalan lelet dan sering berhenti lama di beberapa stasiun jadi ro telat ampir sejam dari mereka.
anyway, mencium aroma udara pagi di atas kereta itu menyenangkan sekali, seperti yang beberapa kali ro pernah rasakan. udara dingin dengan aroma khas pagi hari berhembus dari jendela. setelah jam ro sama sekali terbangun tanpa rasa kantuk. entah di daerah mana ro liat, munkin setelah cirebon. di pagi yang masih gelap itu, melihat di utara di suatu tempat terlihat dua titik kemerahan berpendar di kejauhan utara. entah apa sumber cahaya itu, mungkinkah itu site explorasi minyak?karena titik cahaya besar itu tampak seperti kobaran api, tapi tidak tampak jelas.
selepas cirebon, kereta ro tumpangin ngebut. .dengans sedikit harapan bahwa kereta ini akan tiba pada waktunya sehingga ro masih sempat di jemput ma amanda dengan anak-anak lainnya, tapi alas!!telat deh, masih 1 jam dari jatinegara, api sms kalo dia dah tiba di rumah bela, berarti ro harus naik kendaraan umum deh.
Seraya cahaya temaram pagi semakin terang, memandangi keluar jendela gerbong yang semakin sepi oleh penumpang, karena sebagian besar sudah turun di stasiun-stasin sebelumnya. Kehidupan yang nyaris menghilangkan semalam mulai bergeliat kembali. Sense pagi hari selalu menyenangkan. angin dingin berhenbus kencang dari jendela, enak sekali merasakan angin itu berhembus di muka ro. tidak bosan-bosannya melihat keluar jendela.
sekitar hampir jam 6, kereta mulai masuk kota jakarta. sebelumnya ro sudh bersiap-siap untuk turun, mulai checking barang bawaan tida lupa untuk sedikit cuci muka. untung saja di bekali tissue basah sewaktu mau berankat kemarin. mungkin bagus untuk diperhatikan buat mereka yang ingin berangkat naik kereta. pertama bawalah tissue basah, apalagi jika kalian naik kereta bisnis dan ekonomi. 4 kali ro bersih muka pake tissue basah, dan hasilnya tiap kali bersih-bersih tissuenya jadi item-item saking muka ini kotor dari debu yang masuk lewat jendela yang tidak pernah ditutup.
Menjejakkan kaki di Stasiun Jatinegara persis jam 6, Uah! lega rasanya bisa sampai di jakarta. stasiun pagi itu begitu rame dengan orang yang ingin mudik. berjalan keluar stasiun dengan bawaan tiga tas, berat juga euy!
Cukup lama ro nongkrong di depan mencari Bus Mayasari 9B, entah kenapa dari tadi di depan stasiun yang ada cuman ada Bus Mayasari 9A. ro mulai panik niy, entah kalo gini caranya kapan bisa sampai di rumah bela, apalagi pada saat itu ro membayangkan kalo dari stasiun Jatinegara ke rumah bela di Jatibening itu jauh banget. Mana perut ini melilit, pengen rutin pagi lagi, Haylah!!
so ro sms ren untuk di jemput . . .disuruh nunggu kira-kira 30 menit, ren datang dengan Icha naik sepeda motor, tapi kalo dipikir, kalo mereka berdua naik motor, lah aku naik apa dong?!
so ro putuskan untuk pergi ke wartel deket situ, nelpon Bel, toh tlpon lokal, jadi murah lah.
setelah sedikit say hi, trus ngobrol soal api dkk, ro mulai mengeluh soal kendaraan. singkat kata akhirnya sesuai saran Bela, ro bertanya ma orang-orang situ, bis ke tol jatibening. kebetulan sebuah bis Mayasari 9A lewat (Bis Mayasari 9B adalah bis yang disuruh bela untuk diambil kalo mau ke rumahnya dia) ro iseng nanya
ro:Bang, lewat tol Jatibening?
Bang Kondektur:ya, lewat
so deh ro naik mayasari 9a.
ada sedikit kelegaan setelah naik bis, aduh phew!! akirnya jalan lagi setelah stuck di stasiun tadi.
Bis pagi itu cukup sepi, ada mungkin 6-7 penumpang di depan, dan 4 penumpang di belakang. udaranya enak banget pagi itu. dingin!!
Bis berjalan cukup cepat pagi itu, dan ternyata tidak jauh dari stasiun Janiegara, Bis sudah masuk ke dalam tol. sekali lagi ro di sungguh suatu pemandangan yang menarik pagi itu, sebenanya yang kayak gini ro sering liat juga di jalur surabaya malang, entah naik bis ato kereta api.
ada dua cewek naik diatas bis sebelum bis itu masuk jalan tol. mungkin kedua berumur akir 20an, membawa tas kain dengan ukuran besar. tadinya ro ga ngeh ternyata tas itu berisi cassette player dengan speaker cukup besar lengkap dengan microphone-nya. Yah, benar, mereka adalah pengamen jalanan . . .kalo diliat dari pakaian mereka, sebenarnya tadinya ro ga percaya kalo mereka ini pengamen loh.
mulailah kedua berdendang dengan lagu yang di mainkan lewat alat khusus mereka itu. ro sih bukan penggemar dangdut, jadi lagu-lagu mereka nyanyikan lewat aja. tapi yang ro liat adalah . . .di tempat manapun, bahkan di jakarta, perjuangan hidup orang-orang melewati situasi ekonomi tidak menentu ini patut diacungi jempol. daripada berbuat kriminal, apa yang mereka lakukan itu lebih baik.
turun di keluaran tol jatibening. sisi kiri tol itu cukup banyak orang yang berdiri di sisi tol, menunggu kendaraan umum yang akan membawa mereka ke tempat tujuan. sekitar 10 meter dari situ ada pos polisi semi permanen so ro kesitu smbil nunggu jemputan, kata Bela, dia akan jemput di pintu keluar tol jatibening.
Nh ini lah kejadian aneh bi ajaib yang ro rasakan pertama kali ini di jakarta.
setelah menunggu 10 menit, ro sms lagi si bela. ro bilang ro ada di pos polisi. tidak lama kemudian bela balas sms kalo dia dah sampe di pos polisi, maka ro clingak-celinguk ke sana-sini untuk melihat di mana mahkluk yang namanya Bela, si bela di telp bilang dia naik motor.
nah di depan ro, sekitar 50 meter gitu ada cewek lagi naik motor berhenti di sebelah Taksi yang lagi parkir di pinggir jalan, maka ro dengan pedenya, yakin kalo itu bela, dan ro melambaikan tangan kepada cewek itu. dan ternyata . . .bukan bela!! Haylah!!
ro dan bela saling ngotot kalo mereka berdua ada di pos polisi, wah gimana siy, ro ada di pos polisi tapi ga liat tuh si Bela!! Apa ro turun ditempat yang salah ya?jangan-jangan ro turun bukan di pintu keluar tol Jatibening lagi, kalo gitu siy . .wuaaaa . . .dimana gue ya???
apalagi ada tukang ojek dengan gigihnya menawarkan jasanya yang dengan sopan ro tolak.
akir bela bilang kalo di deket dia ada pom bensin. ro liat sekeliling, koq gada pom bensin ya?! akhirnya ro tanya ma seseorang yang ada di dalam pos polisi itu, menanyakan arah, orang itu yang ternyata Pak Polisi berkata kalo pom bensin itu ada di sisi lain dari tol, kalo mau kesana jalan kaki ato naik ojek. emang ga jauh dari tempat ro ada jembatan penyeberangan.
Huah?!!jadi ro turun di sisi jalan yang salah, ato instruksi si Bela itu yang salah. akirnya ro memutuskan naik ojek aja deh, soalnya jauh juga siy kalo jalan apalagi bawa barang berat gini.
Dengan ojek ro menyeberangi tol, dan emang siy di seberang itu ada sebuah pos polisi permanen persis di tengan jalan dan si Bela berdiri ga jauh dari situ. akirnya ketemu juga ma Bela. . .akirnya ro tetep dengan ojek ingkut motor bela yang mimpin di depan sampai di rumah Bela.
Uah lega rasanya dah sampe . .yang pertama keluar si Willy. kalo dengan si Willy siy dah pernah kopi darat waktu kebaktian distrik beberapa bulan lalu di Surabaya, lalu si Api keluar . .ternyata deskripsi api yang mirip dengan Wawan a.k.a one for all, all for one tu bener juga, liat tampangnya aja dah mau ketawa, abis kocak siy, apalagi liatin tingkahnya . . .tapi dasar api, ro diketawain . .hahahahaha . .ro turun dari ojek, dari kemarin pe pagi ini cuman pake kaos biru Jogjakarta ma celana pendek, emang bukan impressi yang bagus baru ketemu dengan celana pendek dan pamer bulu kaki, hahahahahahahahaha . . .
Uah lega deh . . .Jakarta, here i am!!!
End of First Time on Economic Class
note:banyak hal yang menyenangkan terjadi di jakarta, pertama dan utama kami bertujuh berada di satu tempat bersama selama 6 hari yang sangat menyenangkan di bawah satu atap. bertemu dengan sodara-sodari Jakarta yang wajahnya hanya dapat di liat di fs, Dufan yang heboh abis, dan banyak hal-hal lainnya. personaly ro mengucapkapkan banyak terima kasih buat Belatrix yang jadi host kita selama 6 hari, buat Bela, Api, Willy,Lui, alden dan Piping buat hari-hari yang indah . . .kapan ya kita bisa kayak gini lagi??
Wednesday, December 06, 2006
Friday, December 01, 2006
First Time on Economic Class part 4
Perlahan tapi pasti kereta mulai berjalan, lega rasanya mendapatkan hembusan angin segar seraya kereta bergerak, panas yang tadinya hampir tak tertahan, hilang sudah.
Melaju melewati perkampungan, melintasi perlintasan kereta api, sinar matahari sore yang mulai mendingin, senang pada akhirnya perjalanan ini dimulai.
Memandang keluar dengan antusias . . .seperti seorang anak yang melihat mainan di etalase toko mainan . . .memperhatikan sisi lain dari kota surabaya. rumah-rumah kumuh, gubuk-gubuk yang bertebaran di sepanjang lintasan kereta api. .aktivitas warga di sore hari . . .tembok-tembok gudang dan pabrik yang mengelupas di sana sini, suram tapi ada kehidupan disana.
Bangkai-bangkai kereta teronggok diam di lintasan yang telah lama mati . . pohon-pohon pisang yang hijau di pinggir rel tanmpak kontras dengan sisi kumuh kota ini.
Bukan maksud mendramatisir apa yang ro liat . . .tapi suasana sore itu terasa sangat berbeda. mungkin seperti melihat ke dalam gulungan rol film tanpa judul, tanpa aktor utama, tanpa skenario, semua berjalan tanpa arahan sutradara, berjalan begitu saja, dari satu frame ke frame lainnya, dengan sejuta kemungkinan dan kejutan menanti di depan sana.
Mungkin itulah sisi menyenangkan naik kereta api, dimana kita dapat duduk manis dan melihat adegan kehidupan secara live di depan kita. bagaimana orang-orang dari berbagai tingkatan berada dalam satu tempat dan berinteraksi, entah apa yang terbersit dalam pikiran tiap-tiap individu yang kita liat mimik wajahnya. mungkin harap-harap cemas karena akan bertemu sanak famili yang tak lama berjua, atau menati saat bertemu kekasih, kesulitan hidup dan apa yang harus dilakukan untuk menghidupi keluarga dalam pikiran seorang ayah dan suami, istri yang sibuk berhitung apakah dana mudik akan cukup sehingga mereka dapat kembali ke rumah setelah mudik? atau seperti halnya ro yang sangat senang menantikan saat dimana akan bertemu dengan sodara-sodari yang hanya dapat dilihat wajahnya di friendster, sobat-sobat rohani.
Adegannya trus berganti-ganti dengan cepat, wajah kota berganti dengan wajah pinggiran kota. tumpukan sampah yang menggunung di suatu tempat suatu bukti aktifitas para pemulung yang mengumpulkan kerja keras mereka di tempat itu, atau ibu-ibu yang sibuk memnadikan anak-anaknya yang masih balita di dekat sumur dekat dengan rel kereta.
Lalu wajah itu berganti lagi dengan kebun dan sawah. sawah-sawah yang tak tertanami, hanya ada sisa-sisa batang padi tak tercabut, kering, berwarna coklat, dengan tumpukan sekam yang sengaja dibakar agar nantinya menjadi pupuk di saat hujan tiba. kekeringan seperti diliat televisi tampak nyata di pantai utara Jawa ini. sejauh ro memandang, hanyalah hamparan sawah kering kerontang, sungai dan kali yang mengering, menyisakan kubangan-kubangan kecil dimana anak-anak kecil senang bermain disitu.
Tetapi tidak semuanya tampak semuram itu . . .ada sisa-sisa kehidupan disana. pohon-pohon kapuk, pohon-pohon pisang, semak belukar, semak bambu, di pematang sawah, di kebun, di pinggir rel, di halaman rumah masih hijau. burung-burung beterbangan, dan semakin aktif di sore hari, membentuk formasi V dalam kawanannya seraya kembali ke sarang mereka yang entah ada dimana, ato beberapa kawanan burung kuntul putih yang elegan, berkerumun di kubangan-kubang yang tersisa di sawah. bukit kapur dengan bangunan besi menjulang di kejauhan, memberitahu bahwa ro sedang berada dekat dengan kota Gresik.
Kembali ke dalam gerbong dimana ro naik. walaupun keringat ini sudah mengering tetapi terasa tidak nyaman. rasanya seperti baru saja bekerja seharian, dan badan ini terasa lengket skali. untung saja ro memutuskan naik kereta hanya dengan kaos dan celana pendek. ini dengan maksud agar merasa nyaman saja. terus terang aja, ngapain juga pake celana panjang dan baju yang bagus, apalagi naik kereta ekonomi, kan ya taulah gimana ketidak nyamanan itu terbayang di pikiran ro . . . .walo malah entar di ketawain ma api . .well ceritanya entar aja.
Ada kejadian yang kurang "menyenangkan", disebelah ro, duduk seorang ibu dengan dua anaknya, yang satu digendong oleh ibunya, mungkin baru 2-3 tahun sementara itu yang satunya lagi duduk diantara ro dengan ibu itu, kira-2 umur 5 tahun. sementara seorang lagi, anaknya ketiganya, abg, duduk diseberang dari kiri depan tempat ro duduk.
Ada nasehat yang ro trima sebelum berangkat naik kereta . .bahwa hati-hati dengan ibu dengan anak masih kecil. . .loh emang kenapa? begitulah ro tanya kenapa. jawabannya adalah sering kali mereka membuat penumpang lain merasa tidak nyaman. biasanya si ibu akan menempatkan si anak diantara si ibu sendiri dengan kita. kalo anaknya bangun siy gapapa, tapi kalo tidur itu yang susah. karena anak itu akan menyenderkan badan ma kepalanya ke kita . . .kalo cuman sebentar siy gapapa tapi kalo lama itu yang susah, selain berat, lama-lama posisi duduk kita akan tergeser sedikit demi sedikit dan posisi sikap tubuh kita menjadi tidak nyaman.
Jadi ketika hal itu terjadi, ro walo dengan berat hati terpaksa agak "tega" ma anak itu". ketika ro ingin bergerak dan membetulkan posisi yang sudah tidak nyaman itu menyorong badan anak itu kembali ke posisi tegak sehingga beberapa kali anak itu terbangun. maap ya dik, kamu kan cuman sampe semarang, saya pe jakarta, bayangkan gimana capeknya kalo posisi duduk ga nyaman.
Selain itu, si ibu meminta ro untuk pindah ke tempat anaknya yang abg itu. tadinya ro pikir ni ibu meminta ro untuk berganti posisi tempat duduk denganya . .ro deket jendela, dia deket gang.ro pikir, mungkin karena anaknya masih balita itu kena angin kencang terus dari jendela . .kalo itu siy gapapa . .tapi ternyata tidak.
ro perhatikan kembali anak abg-nya itu, tampak oke-oke aja, gada masalah. tapi mungkin ibunya ingin mereka duduk menyatu. tapi sikonnya ga memungkin ro untuk menuruti permintaannya.
Pertama, tempat ini adalah hasil perjuangan ro datang lebih pagi, mandi keringat karena ga berani beranjak dari tempat duduk karena takut diambil orang lain selama hampir 3 jam. perjalanann ro masih sangat panjang, sedangkan mereka cuman sampai semarang, ditambah lagi ro gatau situasinya akan lebih baik atau malah tambah buruk dengan semakin penuhnya kereta setiap berhenti.
Jadi ro menolak permintaan itu walapun dengan berat hati juga. tapi ro tidak melihat urgensinya untuk memenuhi permintaan ibu itu. tapi si ibu ini konsisten juga, minta berkali-kali . .dengan senyum, ro hanya menggelengkan kepala tanda tidak setuju. . .diminta berkali-kali sampai ro bener-bener sebel sampai buang muka aja . .nah disaat itu si ibu itu berhenti meminta.
Nyebelin deh . . .
Udara semakin sejuk, sinar matahari kadang masuk kedalam gerbong melalui jendela-jendela disisi kiri, kembali melihat keluar gerbong . . .baru aja melewati perbatasan jawa timur-jawa tengah . .. sementara jalan dipenuhi kendaraan bermotor penuh dengan para pemudik . . . .
to be continued to the last part . . .
Melaju melewati perkampungan, melintasi perlintasan kereta api, sinar matahari sore yang mulai mendingin, senang pada akhirnya perjalanan ini dimulai.
Memandang keluar dengan antusias . . .seperti seorang anak yang melihat mainan di etalase toko mainan . . .memperhatikan sisi lain dari kota surabaya. rumah-rumah kumuh, gubuk-gubuk yang bertebaran di sepanjang lintasan kereta api. .aktivitas warga di sore hari . . .tembok-tembok gudang dan pabrik yang mengelupas di sana sini, suram tapi ada kehidupan disana.
Bangkai-bangkai kereta teronggok diam di lintasan yang telah lama mati . . pohon-pohon pisang yang hijau di pinggir rel tanmpak kontras dengan sisi kumuh kota ini.
Bukan maksud mendramatisir apa yang ro liat . . .tapi suasana sore itu terasa sangat berbeda. mungkin seperti melihat ke dalam gulungan rol film tanpa judul, tanpa aktor utama, tanpa skenario, semua berjalan tanpa arahan sutradara, berjalan begitu saja, dari satu frame ke frame lainnya, dengan sejuta kemungkinan dan kejutan menanti di depan sana.
Mungkin itulah sisi menyenangkan naik kereta api, dimana kita dapat duduk manis dan melihat adegan kehidupan secara live di depan kita. bagaimana orang-orang dari berbagai tingkatan berada dalam satu tempat dan berinteraksi, entah apa yang terbersit dalam pikiran tiap-tiap individu yang kita liat mimik wajahnya. mungkin harap-harap cemas karena akan bertemu sanak famili yang tak lama berjua, atau menati saat bertemu kekasih, kesulitan hidup dan apa yang harus dilakukan untuk menghidupi keluarga dalam pikiran seorang ayah dan suami, istri yang sibuk berhitung apakah dana mudik akan cukup sehingga mereka dapat kembali ke rumah setelah mudik? atau seperti halnya ro yang sangat senang menantikan saat dimana akan bertemu dengan sodara-sodari yang hanya dapat dilihat wajahnya di friendster, sobat-sobat rohani.
Adegannya trus berganti-ganti dengan cepat, wajah kota berganti dengan wajah pinggiran kota. tumpukan sampah yang menggunung di suatu tempat suatu bukti aktifitas para pemulung yang mengumpulkan kerja keras mereka di tempat itu, atau ibu-ibu yang sibuk memnadikan anak-anaknya yang masih balita di dekat sumur dekat dengan rel kereta.
Lalu wajah itu berganti lagi dengan kebun dan sawah. sawah-sawah yang tak tertanami, hanya ada sisa-sisa batang padi tak tercabut, kering, berwarna coklat, dengan tumpukan sekam yang sengaja dibakar agar nantinya menjadi pupuk di saat hujan tiba. kekeringan seperti diliat televisi tampak nyata di pantai utara Jawa ini. sejauh ro memandang, hanyalah hamparan sawah kering kerontang, sungai dan kali yang mengering, menyisakan kubangan-kubangan kecil dimana anak-anak kecil senang bermain disitu.
Tetapi tidak semuanya tampak semuram itu . . .ada sisa-sisa kehidupan disana. pohon-pohon kapuk, pohon-pohon pisang, semak belukar, semak bambu, di pematang sawah, di kebun, di pinggir rel, di halaman rumah masih hijau. burung-burung beterbangan, dan semakin aktif di sore hari, membentuk formasi V dalam kawanannya seraya kembali ke sarang mereka yang entah ada dimana, ato beberapa kawanan burung kuntul putih yang elegan, berkerumun di kubangan-kubang yang tersisa di sawah. bukit kapur dengan bangunan besi menjulang di kejauhan, memberitahu bahwa ro sedang berada dekat dengan kota Gresik.
Kembali ke dalam gerbong dimana ro naik. walaupun keringat ini sudah mengering tetapi terasa tidak nyaman. rasanya seperti baru saja bekerja seharian, dan badan ini terasa lengket skali. untung saja ro memutuskan naik kereta hanya dengan kaos dan celana pendek. ini dengan maksud agar merasa nyaman saja. terus terang aja, ngapain juga pake celana panjang dan baju yang bagus, apalagi naik kereta ekonomi, kan ya taulah gimana ketidak nyamanan itu terbayang di pikiran ro . . . .walo malah entar di ketawain ma api . .well ceritanya entar aja.
Ada kejadian yang kurang "menyenangkan", disebelah ro, duduk seorang ibu dengan dua anaknya, yang satu digendong oleh ibunya, mungkin baru 2-3 tahun sementara itu yang satunya lagi duduk diantara ro dengan ibu itu, kira-2 umur 5 tahun. sementara seorang lagi, anaknya ketiganya, abg, duduk diseberang dari kiri depan tempat ro duduk.
Ada nasehat yang ro trima sebelum berangkat naik kereta . .bahwa hati-hati dengan ibu dengan anak masih kecil. . .loh emang kenapa? begitulah ro tanya kenapa. jawabannya adalah sering kali mereka membuat penumpang lain merasa tidak nyaman. biasanya si ibu akan menempatkan si anak diantara si ibu sendiri dengan kita. kalo anaknya bangun siy gapapa, tapi kalo tidur itu yang susah. karena anak itu akan menyenderkan badan ma kepalanya ke kita . . .kalo cuman sebentar siy gapapa tapi kalo lama itu yang susah, selain berat, lama-lama posisi duduk kita akan tergeser sedikit demi sedikit dan posisi sikap tubuh kita menjadi tidak nyaman.
Jadi ketika hal itu terjadi, ro walo dengan berat hati terpaksa agak "tega" ma anak itu". ketika ro ingin bergerak dan membetulkan posisi yang sudah tidak nyaman itu menyorong badan anak itu kembali ke posisi tegak sehingga beberapa kali anak itu terbangun. maap ya dik, kamu kan cuman sampe semarang, saya pe jakarta, bayangkan gimana capeknya kalo posisi duduk ga nyaman.
Selain itu, si ibu meminta ro untuk pindah ke tempat anaknya yang abg itu. tadinya ro pikir ni ibu meminta ro untuk berganti posisi tempat duduk denganya . .ro deket jendela, dia deket gang.ro pikir, mungkin karena anaknya masih balita itu kena angin kencang terus dari jendela . .kalo itu siy gapapa . .tapi ternyata tidak.
ro perhatikan kembali anak abg-nya itu, tampak oke-oke aja, gada masalah. tapi mungkin ibunya ingin mereka duduk menyatu. tapi sikonnya ga memungkin ro untuk menuruti permintaannya.
Pertama, tempat ini adalah hasil perjuangan ro datang lebih pagi, mandi keringat karena ga berani beranjak dari tempat duduk karena takut diambil orang lain selama hampir 3 jam. perjalanann ro masih sangat panjang, sedangkan mereka cuman sampai semarang, ditambah lagi ro gatau situasinya akan lebih baik atau malah tambah buruk dengan semakin penuhnya kereta setiap berhenti.
Jadi ro menolak permintaan itu walapun dengan berat hati juga. tapi ro tidak melihat urgensinya untuk memenuhi permintaan ibu itu. tapi si ibu ini konsisten juga, minta berkali-kali . .dengan senyum, ro hanya menggelengkan kepala tanda tidak setuju. . .diminta berkali-kali sampai ro bener-bener sebel sampai buang muka aja . .nah disaat itu si ibu itu berhenti meminta.
Nyebelin deh . . .
Udara semakin sejuk, sinar matahari kadang masuk kedalam gerbong melalui jendela-jendela disisi kiri, kembali melihat keluar gerbong . . .baru aja melewati perbatasan jawa timur-jawa tengah . .. sementara jalan dipenuhi kendaraan bermotor penuh dengan para pemudik . . . .
to be continued to the last part . . .
Subscribe to:
Posts (Atom)